BPS Sumut: Inflasi Agustus 1,37%, NTP Petani Ikut Menguat





MEDAN | incomenews.id, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara mencatat inflasi bulanan (month-to-month) sebesar 1,37% pada Agustus 2025. Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat dari 108,90 di Juli menjadi 110,39. Angka ini berbanding terbalik dengan kondisi Agustus 2024 yang justru mengalami deflasi 0,14%. Secara tahunan (year-on-year), inflasi Sumut tercatat 4,42%, sementara inflasi tahun kalender mencapai 2,93%.


Statistisi Ahli BPS Sumut, Derma Waruwu, menjelaskan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, dengan inflasi 3,67% dan andil 1,33%.


“Selain itu, kelompok pendidikan memberikan andil 0,07% dengan inflasi 1,34%, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang 0,04% dengan inflasi 0,57%,” terangnya, Senin (1/9/2025).


Beberapa komoditas yang dominan mendorong inflasi antara lain cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan dencis, ikan kembung, beras, serta biaya akademi atau perguruan tinggi.


Secara geografis, seluruh daerah survei IHK di Sumut mengalami inflasi. Inflasi bulanan tertinggi tercatat di Kabupaten Labuhanbatu (2,09%), sedangkan yang terendah di Kota Padangsidimpuan (0,31%).


Di tengah kenaikan harga, kabar baik datang dari sektor pertanian. BPS Sumut mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Agustus 2025 mencapai 144,46, naik 3,35% dibanding bulan sebelumnya.


“Kenaikan ini dipicu indeks harga yang diterima petani (It) yang naik 4,45%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) hanya naik 1,06%,” jelas Derma.


Kenaikan NTP terutama disumbang dua subsektor utama, yaitu tanaman hortikultura yang naik 8,48% dan tanaman perkebunan rakyat naik 4,74%. Sementara itu, tiga subsektor lain justru melemah, yakni tanaman pangan turun 0,19%, peternakan turun 0,43%, dan perikanan turun 0,22%.(WM01)